(Karena udah malam, yuk kita baca dulu peristiwa asli sebenarnya dari kasus Enfield yang menghebohkan Inggris waktu itu)
Dalam film horor “The Conjuring 2”, pasangan paranormal ternama Ed dan Lorraine Warren pergi ke Enfield, London Utara, Inggris untuk menyelidiki sebuah kasus supranatural. Kisah dalam film ini diakui dibuat berdasarkan kisah nyata dari salah satu kasus yang pernah ditangani oleh pasangan Warren.
Fenomena penampakan di Enfield sendiri dikenal di Inggris dengan istilah “Enfield Poltergeist”. Seperti apakah kisah nyata dari film yang sudah tayang di bioskop ini ?
Di sebuah rumah di Enfield rupanya muncul beberapa kejadian menyeramkan yang bisa membuat bulu kuduk kita berdiri. Salah satunya adalah sebuah rekaman suara yang dipercaya merupakan suara Bill Wilkins. Rekaman ini muncul beberapa tahun setelah Bill mati sehingga disebut suara dari kubur. “Sesaat sebelum saya mati, saya menjadi buta dan saya mengalami pendarahan dan saya tertidur dan saya mati di kursi di pojok tangga,” ujar suara itu. Hingga sekarang suara ini bisa didengar di rekaman.
Tapi kasus yang dianggap lebih menakutkan adalah apa yang dialami seorang remaja puteri berusia 11 tahun, Janet Hodgson yang dikatakan kerasukan. “Enfield Poltergeist” yang terjadi di Inggris ini menjadi pembicaraan selama 30 tahun. Membuat polisi, dokter dan ahli di bidang okultisme serta wartawan kebingungan.
Dalam kasus ini dikatakan ada anak yang melayang di udara, perabot rumah bergerak di udara dan benda-benda beterbangan di hadapan saksi mata. Ada udara dingin, serangan fisik, coretan, air muncul di lantai dan bahkan api yang tiba-tiba menyala.
Seorang polisi wanita bahkan menandatangani surat sumpah jika dia melihat sebuah kursi bergerak. Ada lebih dari 30 saksi yang melihat kejadian-kejadian aneh di wilayah itu. Salah satu yang paling susah dijelaskan adalah kejadian yang menimpa seorang gadis cilik. Sepertinya sang gadis kerasukan arwah Bill Wilkins, seorang pria tua yang pemarah dan suka berbicara kasar. Pria itu mati beberapa tahun sebelumnya di rumah di Enfield. Putera Bill menyewa beberapa penyelidik untuk membuktikkan kebenaran dari suara yang mengaku sebagai suara Bill.
Kisah ini berlangsung lebih dari setahun di balik pintu sebuah rumah di kawasan pinggiran desa di Enfield. Banyak orang mempertanyakan kebenaran kasus ini, tapi penjelasan yang diajukan tidak memuaskan sehingga membuat masyarakat percaya jika penyebab hal-hal aneh dalam kasus ini adalah hal supranatural.
Kisah ini dialami oleh keluarga Hodgson pada 1977 di Green Street, Enfield. Peggy Hodgson merupakan ibu tunggal dari empat anak, sebuah status yang tidak biasa di waktu itu. Keempat anaknya adalah Margaret,12, Janet,11, Johnny, 10 dan Billy, 7. Pada 30 Agustus 1977 malam saat Peggy hendak menidurkan anak-anaknya, Janet mengeluh dari kamar atas jika tempat tidur mereka bergerak. Peggy meminta anak-anaknya berhenti bermain dan tidur. Setelah itu, dimulailah kejadian-kejadian yang lebih aneh.
Peggy mendengar suara keras di bagian atas rumah. Saat dia masuk ke dalam kamar keempat anaknya, dia melihat lemari bergerak. Dia berusaha mendorong lemari itu mundur tapi rupanya ada kekuatan tidak terlihat yang mendorong lemari itu maju. Seakan ada sebuah sosok yang berusaha menjebak keluarga itu untuk tetap tinggal di kamar itu dengan lemari berat itu.
“Kami berusaha memberitahunya apa yang terjadi dan dia mengecek perkataan kami sendiri. Dia melihat lemari itu bergerak. Saat dia mencoba mendorongnya kembali, dia tidak bisa,” terang Janet tentang peristiwa malam itu dalam film dokumenter yang tayang di Channel 4.
Kakak Janet, Margaret menjelaskan bagaimana keanehan yang terjadi di rumah itu bertambah. “Ada suara-suara aneh di rumah, Anda tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi. Tidak satupun dari kami bisa tidur. Kami mengenakan baju dan sandal dan pergi ke rumah tetangga,” terangnya.
Keluarga itu meminta bantuan dari tetangga mereka, Vic dan Peggy Nottingham. Vic adalah seorang tukang bangunan berbadan besar. Pria itu lantas pergi menyelidiki apa yang terjadi di rumah itu.
“Saya pergi ke sana dan tidak bisa menebak asal suara-suara itu—ada suara ketukan di dinding, di kamar tidur, di plafon. Saya mulai merasa sedikit takut,” terang Vic.
“Dia berkata: ‘Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan’. Saya tidak pernah melihat seorang pria besar terlihat takut seperti itu,” jelas Margaret.
Keluarga Hodgsons memanggil polisi, yang juga kebingungan. Seorang polisi wanita, Carolyn Heeps melihat sebuah kursi bergerak. “Sebuah kursi besar bergerak, tanpa ada yang menggerakkan, dengan jarak 4 kaki,” katanya.
Dia mencoba mengecek jika ada kabel tersembunyi di kursi itu, tapi tidak menemukan penjelasan yang masuk akal soal apa yang dia lihat. Akhirnya para polisi pergi, memberitahu keluarga itu jika yang terjadi bukanlah urusan polisi, karena mereka tidak menemukan siapapun melanggar hukum.
Keluarga itu lantas memanggil media. Fotografer Daily Mirror, Graham Morris, mengunjungi rumah itu. “Saat itu kacau, benda-benda mulai berterbangan, orang-orang menjerit,” katanya.
Beberapa kejadian aneh itu tertangkap kamera dan foto-foto hasil jepretan kamera itu cukup menyeramkan. Salah satunya adalah foto Janet terlempar melintasi ruangan. Di foto lain, wajahnya terlihat kesakitan.
Kru BBC mengunjungi rumah itu, tapi mereka menemukan jika komponen logam di tape mereka dirusak dan rekaman mereka dihapus. Setelah itu, keluarga itu meminta bantuan dari the Society for Psychical Research (SPR). Badan ini mengirim penyelidik Maurice Grosse dan Guy Lyon Playfair, ahli poltergeist yang kemudian menulis sebuah buku, “This House Is Haunted” tentang peristiwa yang terjadi di rumah itu.
Penulis Will Storr mewawancarai Maurice untuk bahan bukunya sendiri “Will Storr vs The Supernatural”. Dalam buku itu, Will juga mengisahkan soal kasus ini. Maurice berkata, “Segera setelah saya tiba, saya menyadari jika kasus itu nyata karena keluarga itu dalam kondisi buruk. Setiap orang kacau. Saat pertama saya datang, tidak ada apapun yang terjadi. Lalu saya melihat potongan-potongan Lego melayang melintasi ruangan dan kelereng-kelereng, yang luar biasa adalah saat Anda menyentuhnya, benda-benda itu panas.”
“Saya berdiri di dapur dan sebuah kaos melompat dari meja dan terbang ke bagian lain dari dapur di dekat tempat saya berdiri,” tambahnya.
Para penyelidik ini terjebak dalam aktivitas supranatual di mana berbagai kejadian poltergeist muncul. Sofa melayang di udara, perabot rumah berputar dan terbang melintasi ruangan. Keluarga itu dilempar keluar dari tempat tidur mereka di malam hari.
Suatu hari, Maurice dan tetangga yang mengunjungi rumah menemukan salah satu anak berteriak,” Saya tidak bisa bergerak! Sosok itu memegang kakiku!” Keduanya membantu anak itu lepas dari sosok apapun yang dikatakan memegang kakinya.
Suara-suara ketukan yang terdengar merupakan salah satu hal paling menakutkan dalam kasus ini. Suara itu terdengar di dalam dinding, lalu menghilang dan muncul lagi sehingga membuat keluarga itu ketakutan. Saking ketakutannya, mereka semua tidur sekamar dengan lampu menyala.
Kebanyakan peristiwa terjadi di sekitar Janet. Dia kerasukan dan saat kerasukan orang-orang di sekitarnya merasa trenyuh. Suatu ketika, perapian besi di kamar tidurnya terlempar dari dinding oleh kekuatan tak terlihat.
Anggota keluarga itu juga mengaku melihat dia melayang di udara melintasi ruangan. “Saya merasa digunakan oleh sebuah kekuatan yang tidak dimengerti siapapun. Saya tidak memikirkan hal itu terlalu sering. Saya tidak yakin jika poltergeist benar-benar jahat. Sosok itu seakan ingin menjadi bagian dari keluarga,” terang Janet.
“Sosok itu tidak ingin melukai kami. Dia mati di sana dan ingin beristirahat. Satu-satunya cara makhluk itu berkomunikasi adalah lewat saya dan saudari saya,” tambahnya. Suatu ketika saat Janet kerasukan, beberapa peneliti mewawancarai sosok yang merasuki Janet, bernama Bill Willkins. Wawancara itu bahkan direkam dan rekaman suara ini masih beredar di internet hingga saat ini.
Para peneliti beranggapan jika Janet memang dirasuki oleh makhluk lain. Sosok yang mengaku bernama Bill itu kadang-kadang membuat lelucon dan menunjukkan sifat yang sangat pemarah. Dia menggunakan kosa kata orang dewasa, suaranya terdengar berat dan tidak terdengar seperti suara anak perempuan berusia 11 tahun. Kata-kata dan suara sosok Bill ini dianggap susah ditiru dan dipakai anak 11 tahun di tahun 1970-an. Putera Bill, Terry sendiri mengkonfirmasi jika Bill memang meninggal seperti yang dijelaskan oleh suara dalam rekaman itu.
Beberapa pihak meragukan apa yang dialami keluarga itu. Dua ahli SPR memergoki anak-anak membengkokkan sendok sendiri dan mereka penasaran kenapa tidak ada seorang pun yang diperbolehkan berada di ruangan yang sama saat Janet mengeluarkan suara yang diakui sebagai suara Bill Wilkins.
Janet sendiri mengakui jika mereka memalsukan beberapa peristiwa. Dia berkata kepada ITV News pada 1980: “Oh yeah, satu atau dua kali (kami memalsukan fenomena), hanya untuk melihat jika Tuan Grosse dan Tuan Playfair bisa tahu. Mereka selalu tahu.”
Janet sekarang berusia 45 tahun dan tinggal di Essex dengan suaminya, pensiunan penjual susu. “Saya tidak terlalu senang mendengar soal film itu, saya tidak tahu apapun soal itu. Ayah saya baru saja meninggal dan hal itu membuat saya kesal memikirkan jika peristiwa itu diungkit-ungkit lagi,” kata Janet. Dia mengaku trauma dengan apa yang dialaminya saat kecil.
“Kasus itu merupakan kasus luar biasa. Salah satu kasus aktivitas paranormal yang paling dikenal di dunia. Tapi untuk saya, peristiwa itu menakutkan. Saya pikir kejadian itu meninggalkan bekas, aktivitas-aktivitas, perhatian media, orang-orang berbeda keluar masuk rumah. Hal itu bukanlah masa kecil yang normal,” kata Janet.
Saat ditanya seberapa banyak peristiwa yang terjadi di rumahnya dulu yang dipalsukan, dia berkata, “Mungkin sekitar 2 persen.”
Dia mengaku jika dia bermain papan Ouija dengan kakaknya sesaat sebelum gangguan-gangguan muncul di rumah. Dia juga mengaku tidak sadar saat kerasukan sampai dia melihat foto-foto. “Saya ingat saya merasa sangat terganggu saat melihat foto-foto itu saat saya kecil, saya merasa sangat kesal. Saya tahu saat ada suara-suara, seakan sesuatu berada di belakang saya setiap waktu. Mereka melakukan berbagai tes, mengisi mulut saya dengan air dan lain-lain, tapi suara-suara itu tetap muncul,” terang Janet.
Janet bahkan pernah dimasukkan ke Maudsley Pyschiatric Hospital di London. Di sana dia diuji kesehatan mentalnya, tapi hasil tes membuktikkan dia normal. “Saat saya melayang, saya merasa takut karena tidak tahu di mana saya akan mendarat. Saya ingat ada korden melilit leher saya, saya berteriak, saya pikir saya akan mati. Ibu saya menggunakan segenap kekuatannya untuk merobek korden itu. Pria yang berbicara melalui saya, Bill, sepertinya marah karena kami masuk ke rumahnya,” kata Janet.
Di usia 16 tahun, Janet meninggalkan rumah itu dan menikah muda. “Saya tidak berurusan lagi dengan segala sesuatu, segala ulasan kasus terkait rumah itu di buku-buku paranormal. Ibu saya merasa dimanfaatkan,” katanya.
Segera setelah perhatian media memudar, adik Janet, Johnny meninggal karena kanker saat berusia 14 tahun. Peggy juga menderita kanker payudara dan mati pada 2003. Janet sendiri kehilangan puteranya yang mati saat tidur di usia 18.
Dia menolak tuduhan jika cerita-ceritanya paslu dan dibuat demi ketenaran dan uang. Saat ditanya jika roh itu masih di rumah itu, dia berkata, “Bertahun-tahun kemudian, saat ibu masih hidup, ada sebuah kehadiran di sana, sesuatu mengawasi Anda. Selama orang tidak ikut campur seperti yang kami lakukan dengan papan Ouija, sosok itu cukup tenang. Roh itu jauh lebih tenang dibandingkan saat saya masih kecil, tapi dia akan selalu ada di sana.”
Janet mengatakan situasi berubah saat seorang pendeta mengunjungi rumahnya di Green Street di musim gugur 1978. Gangguan-gangguan mulai berangsur-angsur menghilang walaupun tidak berhenti sepenuhnya. Peggy masih mengaku jika dia mendengar suara-suara di rumah semasa hidup.
“Bahkan saudara saya, sampai hari dia meninggalkan rumah setelah ibu meninggal berkata:’Masih ada sesuatu di sana.’ Anda merasa seseorang mengawasi Anda,” katanya. Janet mengaku dia tetap percaya dengan fenomena poltergeist.
Siapakah yang sekarang tinggal di rumah di 284 Green Street? Setelah Peggy Hodgson meninggal, rumah itu sempat didiami oleh Clare Bennett dan keempat puteranya. “Saya tidak melihat apapun, tapi saya merasa tidak nyaman. Jelas ada sebuah kehadiran di rumah ini. Saya merasa seseorang mengawasi saya,” katanya.
Putera-puteranya terbangun di malam hari, mendengar ada orang turun dari tangga. Clare lalu mengetahui sejarah rumah itu. “Tiba-tiba segala sesuatunya masuk akal,” katanya. Mereka pindah dua bulan kemudian.
Shaka, 15, salah satu putera Clare berkata: “Malam sebelum kami pindah, saya bangun dan melihat seorang pria masuk ke dalam kamar. Saya lari ke kamar ibu dan berkata:’Kita harus pindah,’ dan kami pindah keesokan harinya.”
Tahun 2015, rumah itu didiami keluarga lain yang tidak ingin disebutkan namanya. Sang ibu berkata, “Saya memiliki anak-anak, mereka tidak tahu tentang rumah ini. Saya tidak ingin menakuti mereka.”
Sumber : http://www.timlo.net/
Comments